Siti Mutiah
Palangkaraya, Rabu 22 Juni 2022
Tantangan menulis 1
Bazar Bu Mirah
Aksi Minat
Bakat Pelajar (AMBP) tahun 2022 telah berakhir hari ini, Rabu 22 Juni 2022. Kegiatan
itu diikuti oleh perwakilan kelas X dan XI semua peminatan. Yang paling menarik
perhatian adalah bazar karena bazar itu merupakan ajang wisata kuliner bagi
guru dan siswa.
Setiap kelas
secara bergantian akan berjualan pada stand yang telah disediakan panitia. Aneka
kuliner pun ditampilkan dan selanjutnya akan diambil penilaian oleh TIM juri. Karena
siswa membaca konsumen yang dominan dalam bazar ini adalah siswa, maka kuliner yang dijual pun mengikuti pasar siswa.
Selera pasar
siswa cukup tinggi. Menu yang dijual beraneka nama yang unik. Harga fantastis
dan lebih berbau aroma korea. Tidak banyak yang menyediakan hidangan lokal. Entah
selera menu lokal siswa sudah berubah menjadi selera korea atau memang itulah
menu sehari-hari mereka. Yang jelas guru dibuat tercengang dengan tampilan menu
yang mereka sajikan.
Hari ini aku
menelusuri tiap stand siswa Bersama beberapa guru, kami tiba-tiba kompak mengunjungi tiap sudut
stand pada bazar yang telah berlangsung selama 3 hari itu. Secara bergantian
kami membeli makanan yang dijual dan menyesuaikan dengan lidah kami yang sudah tidak muda lagi.
Tiba pada
stand terakhir yang akan kami kunjungi, kami pun dibuat histeris Ketika melihat
spanduk mini nama stand itu adalah “Kedai Bu Mirah”. Ini stand yang paling
berbeda dengan yang lain karena mengusung nama wali kelas. Sontak saja semua
mampir dan mulai menggali informasi dari siswa di stand itu apakah ini
rekomendasi ibu Mirah atau inisiatif siswa. Ternyata semua yang mereka sajikan
adalah murni ide mereka dan nama stand diberi berbeda dengan stand yang lain hanya semata untuk menarik perhatian pembeli. Ternyata
benar, kami pun tertarik dengan mulai
berbelanja menu sesuai selera masing-masing.
Usai menikmati
menu belanja tadi aku pun berbincang dengan siswa yang mulai kelelahan. Dia menjawab
tiap pertanyaan yang kuajukan, diantaranya menu jualan kelasnya habis terjual
semua, tersisa rasa Lelah dan menyepakati diakhir obrolan kami adalah bazar
ini diikuti seluruh kelas dan dilaksanakan serentak selama 3 hari berturut-turut.
Tidak seperti ini hanya sehari saja berjualan dikarenakan bergantian dan sewa
tenda yang mahal. Kenapa sepakat? Karena dibalik habisnya menu jualan yang
disajikan tersisa bahan-bahan yang disiapkan tidak habis terpakai. Misal gelas plastik,
berlebihan karena saat persiapan lebih murah pembelian secara lusinan atau per
pack ketimbang satuan dan bahan-bahan lainnya yang mengakibatkan besarnya modal
yang mereka keluarkan, jika ada kesempatan berjualan lagi maka bahan-bahan tadi
akan terpakai dan mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan, juga semakin seru
jika semua berjualan secara serentak tidak bergantian. Dimanakah lokasinya? Lokasinya
bisa saja didepan kelas X dan XI sebelum masjid, sehingga tidak mengeluarkan
biaya sewa tenda tetapi cukup diemperan kelas.
Obrolan kami
tadi mungkin hanya sebatas cerita disaat Lelah. Tetapi menginspirasiku. Mereka berjuang
berwirausaha dalam rangka mempersiapkan diri Ketika lulus nanti agar mandiri. Kemandirian itu lah yang mereka
butuhkan supaya mampu beradaptasi dengan dunia kerja yang tidak hanya menjanjikan
dibidang pemerintahan saja tetapi juga dibidang swasta.
Komentar
Posting Komentar