Pertemuan : 4
Resume : 4
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Mei 2022
Tema : Membuat Buku dari Karya
Ilmiah
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Helwiah
Mengikuti BM 25 saat ini berbarengan dengan aktivitas
baru anak ke 3 saya Zelda yaitu sekolah pesantren dibawah pimpina Ustadz
Algifari. Sekolah dimulai pukul 15.30 dan dijemput mulai pukul 19.30 sedangkan
BM 25 dimulai pukul 19.00 sehingga saya memulai mengikuti BM 25 sambil dijalan
pas jemputan, terkadang juga hp rebutan sama anak bungsu saya yang berusia 3
tahun, jadilah saya mengikuti pertemuan ke 4 ini begitu sampai di rumah. Berbeda
memang jika mengikuti dari awal dibandingkan dengan susulan, tetapi demi
semangat menulis saya tetap mengikuti walau dipagi harinya karena tadi malam
sibungsu demam.
Saya terkesima dengan kalimat Om Jay “menulis ditengah
kesibukan itu asik”. Menyelami kalimat ini sangat dalam maknanya. Semoga saya
menemukan “rasa” itu dengan pandai berbagi waktu agar usaha dan hasil saya
berbanding lurus.
Materi malam ini dihantarkan oleh moderator ibu
Helwiah seorang guru SD di Jakarta Timur. Penuh semangat dan motivasi beliau
menghantarkan peserta BM 25 agar tetap berada dalam grup dan antusia mengikuti kegiatan
ini.
Narasumber malam ini
adalah seorang ibu muda dan energik,
bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd lahir di Kudus, 12 Juni 1989. Beliau seorang
pengajar di SMP Negeri 8 Semarang dan penulis blog, penulis baru di Yayasan
Pusaka Thamrin Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis dan Ambassador
di penerbit Innovasi Publishing, salah satu tim admin di website guru
penggerak, Pengurus pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas
koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP.
Bagaimana menulis Buku dari KTI
Mengapa karya
tulis ilmiah sebaiknya dibuat menjadi buku, berikut alasannya :
1.
Lebih bermakna dan
bermanfaat. Dapat dibaca seluruh kalangan,
tidak terbatas bahkan siapa saja memiliki kesempatan membaca buku.
2.
Keutungan materi.. Buku dapat
diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapa diperoleh
3.
Hasil penelitian akan tersebar luas. KTI
yang sudah dikonversi menjadi buku akan mudah diakses oleh banyak pihak
sehingga penelitian yang didapatkan pun akan diketahui oleh masyarakat luas.
4.
PAK (Perhitungan Angka Kredit). Bagi
guru ASN, KTI yang dicetak menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka
kredit
Lalu,
bagaimana cara mengkonversi karya ilmiah ini menjadi sebuah buku? Karena
tentunya sangatlah berbeda antara format penulisan buku dengan format karya ilmiah.
Menurut penjelasan bu Nora berikut caranya:
1.
Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan
ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching. Judul
karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan
materi, subjek, tempat penelitian. Judul harus lebih singkat, padat dan jelas
namun tidak terkesan kaku.
2.
Ubah DAFTAR ISI
Biasanya untuk beberapa
karya ilmiah, daftar isi berupa :
BAB 1 Pendahuluan
berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 landasan
teori
BAB 3 metode
penelitian yang berisi rumus2 statistika
BAB 4 hasil
dan pembahasan
BAB 5 penutup
yang berisi kesimpulan dan saran.
Daftar isi KTI biasanya
sesuai pedoman yang sudah ditentukan, namun ketika diubah menjadi
BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan
masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik
untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran
Bab 2 (What) menjelaskan
apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran
sains abad 21
Bab 3, 4, 5, dan
seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil
pembuatan, bagaimana penerapannya.
Boleh juga mengembangkan
materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh bab 2 KTI
yang merupakan landasan teori berisi :
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. modul
2.4. metode
pembelajaran
2.5 pembelajaran SEMMI
Jika dikonversi menjadi
buku, maka Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi
bab 4 buku :
Bab 4 mengenal modul
4.1. pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3. sistematika modul
4.4. kelebihan modul
dan seterusnya
hingga sub bab dalam bab 2 selesai
Dengan demikian hanya dari
bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/mengubahnya menjadi beberapa bab
dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga
hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah
3. Pada
bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :
- Rumusan
masalah
- tujuan
penelitian
- manfaat
penelitian
- definisi
operasional
- hasil
penelitian terkait
Ini semua
harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku.
4. Boleh
menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Grafik yang penting saja, yang
tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
5. Secara
kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi
laporan. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis.
Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi
yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca
memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah
kita diubah menjadi buku
6. Kaitkan
dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.
7. Daftar
pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti
Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book atau karya ilmiah lainnya. Hindari
menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot,
wordpress, dan lain sebagainya
8. Berikanlah
ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar
pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
9. Karya
ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis
huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit.
Menulis
Artikel ilmiah untuk jurnal dari KTI
Menurut bu
Nora, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis pada
artikel/jurnal ilmiah :
1.
Tulis artikel sesuai templet jurnal yang
dituju.
2.
Judul singkat, padat, jelas, dan tetap
ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan
dalam judul.
3.
Baris kepemilikan artinya peneliti atau
penulis artikel tersebut. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa
gelar), instansi, jabatan akademik.
4.
Abstrak biasanya berisi tujuan
penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan.
5.
Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya
3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung.
6.
Pendahuluan berisi latar belakang
masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.
7.
Pada bagian metode penelitian, hindari
penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek
penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data,
analisis data (tanpa rumus statistika). WAJIB ada juga sumber rujukan dari
metode yang digunakan.
8.
Perbanyak penggunaan tabel atau diagram
untuk menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan
teori yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya.
9.
Simpulan merupakan JAWABAN dari rumusan
masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical).
Saya kira cukup sampai disini proses menyimak saya dalam materi ini, walaupun putus nyambung saya tetap berusaha keras agar menyelesaikan tiap tahapan proses BM 25 ini. Semoga bermanfaat.
Sipp resume bu Muti.. Lengkap, informatif, prolog nyata bener seorang ibu😁
BalasHapusMantap bu Mutiah... selalu semangat menulis ditengah kesibukan.
BalasHapusMasya Allah resumex mantap bu
BalasHapusMasya Allah resumex bgs bu
BalasHapusMantap bu.. Smangat nya berapi api.. Resume nya tak kalah bagus nya.. Mantapp
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHeem nggak apa2 saya lbt mampir. Awal yg OK Bu Muty
BalasHapus