Pertemuan : 9
Resume : 9
Hari / tanggal : Senin, 6 Juni 2022
Tema : Menulis Itu Mudah
Pemateri : Prof. Ngainun Naim
Moderator: Dail Ma’ruf
Aku mulai membuka laptop manakala mendapatkan tugas mengawas
ujian akhir tahun di kelas. Tak bisa kupaksakan tadi malam mengikuti grup BM 25
karena kantuk dan Lelah berat. Selain hujan deras juga efek mengikuti 2 sesi
Latihan fitness. Akibatnya aku sepenuhnya ketinggalan dan tak kuasa mengikuti.
Hari ini selasa, ada rasa penasaran yang menghantuiku dengan
materi Menulis Itu Mudah. Ditambah pemateri seorang Profesor dan moderator yang
familiar di dunia maya yaitu Dail Ma’ruf. Kewajiban kulaksanakan terlebih
dahulu, mengawas tanpa membaca jadwal. Aku langsung ambil saja kunci dan berkas
ruang 24 karena aku pikir dekat dengan wifi. Setelah ruang 24 tertib lancar dan
aman melaksanakan ujian, baru lah perlahan-lahan aku membuka laptop dan
mengikuti irama jari jemari menuangkan ide isi kepala dan isi hati.
Ada secuil rasa rugi menghampiri batin ini tatkala aku
dengan sengaja tidak mengikuti materi tadi malam, ada rasa ketinggalan luar
biasa. Akupun ingin membayarnya pada hari ini dengan seksama membaca WA grup BM
25 tentang materi ‘Menulis Itu Mudah”.
Materi dimulai dengan pertanyaan : Menulis itu mudah?
Mungkin ini menjadi pertanyaan bagi kita semua. Bagaimana
bisa Mudah?
Pemateri tidak langsung menjawab Ya atau tidak. Tetapi semua
itu bergantung pada persyaratannya.
Jika terpenuhi maka jawabannya adalah mudah, jika tidak
terpenuhi maka jawabannya adalah sulit. Ujar pemateri. apa saja persyaratan
supaya menjadi mudah Menulis? Kembali moderator mempertanyakan itu karena rasa
penasaran peserta sudah mulai menyala.
Pemateri mulai menjawab pertanyaan moderator dengan Syarat
pertama yaitu mentradisikan membaca.
Pemateri berkeyakinan bahwa seluruh peserta bM 25 bisa
membaca. Buktinya semua bisa membaca, asik berinteraksi, asyik menulis WA dan
sebagainya. Bahkan terkadang peserta baru off dari membaca pas mau tidur.
Kali ini pemateri ingin menegaskan tentang membaca ini
terlebih dahulu sebelum melangkah pada topik pembicaraan yang lain.
Menurut pemateri Membaca sebagai kemampuan dan beliau meyakini
bahwa semua peserta yang mengikuti
kegiatan BM 25 dan 26 memiliki kemampuan
itu. Tetapi menjadikan membaca itu sebagai sebuah kebiasaan yang harus
dibiasakan masih belum membudaya. Kesimpulannya Jika seluruh peserta ingin mudah menulis maka mulai sekarang
biasakanlah untuk membaca.
Menurut Pengalaman pemateri, membaca tidak perlu lama tetapi
berulangkali. Misalnya dalam sehari tetap harus ada aktifitas membacanya Sekali membaca cukup 10-15 menit. Buku
ditutup lalu direnungkan. Kemudian JIka ada yang dirasa penting, dicatat
walaupun hanya satu kalimat.
Demikian uraian persyaratan pertama yaitu mentradisikan
membaca. Karena membaca itu merupakan syarat menulis maka mustahil bisa menulis
yang konsisten tanpa membaca.
Selanjutnya pemateri mulai masuk pada syarat kedua praktik
menulis.
Menulis itu adalah dunia Praktik. Artinya, jika seluruh
peserta ingin jadi penulis ya harus
menulis.
Mengikuti grup
semacam ini adalah sarana, bukan tujuan. Sehingga diharapkan nantinya menulis
itu tidak hanya diikrarkan saja tetapi diiringi dengan action yaitu praktik
menulis dan segera biasakan untuk menulis. Jangan berpikir saat ini tulisan
kita tidak bagus lalu menunggu bagus baru menulis.
Dalam menulis ada momentum. Segera menulis berarti mengikat
pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama akan semakin hilang.
Pemateri mulai memberikan contoh tulisannya saat perjalanan
ke Bukit Tinggi akhir maret lalu.
https://www.spirit-literasi.id/2022/04/jejak-dari-bukittinggi-dari-ngarai.html.
Silahkan dibaca sejenak.
Segeralah menulis agar tidak kehilangan momentum yang masih
diingat. Disinilah yang memungkinkan kita semua mudah untuk menulis.
Selanjutnya syarat ketiga menulis mudah adalah Tahu apa
yang ditulis.
menulis kegiatan harian, perjalanan, pengalaman itu mudah
karena dialami langsung dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Menulis pengalaman
langsung memudahkan kita dalam menuangkan ide-ide dalam tulisan. Seperti yang
pemateri alami saat naik grab dengan supir non muslim atau Nasrani. Silahkan dibaca
pada link berikut:
https://www.spirit-literasi.id/2021/12/nasrani-ingin-masuk-banser.html
Syarat keempat adalah nikmati proses menulis
Segala sesuatunya jika dinikmati akan menjadi mudah. Apapun itu
maka nikmatilah.
Akan tetapi jika kita
tidak menikmatinya akan terasa berat. Begitu pula dalam hal menulis.
harus dinikmati prosesnya jadi dibawa happy dan enjoy saja saat
menulis. Menulis itu tidak harus sekali jadi atau selesai, bisa dicicil atau dilakukan secara bertahap. Tetapi
konsisten.
syarat kelima adalah ngemil atau makanan ringan.
Untuk mendapatkan inspirasi maka sesekali perlu kita siapkan cemilan ringan
untuk membantu ide agar mengalir lancar. Jangan biarkan perut kosong dan
oksigen di otak kosong sehingga nantinya akan mengalami kebuntuan.
5 syarat ini jika dikuasai seluruh peserta niscaya menulis itu akan mudah .
Demikian tulisan ini saya susun dengan segenap semangat yang
masih tersisa. Semoga selanjutnya masih bisa menyelesaikan tulisan di grup ini.
Semoga menulis itu mudah seperti teori yang sudah
disampaikan pemateri.
Palangkaraya
08 Juni 2022
Mutiah Siti
Keren bu...
BalasHapusSemangat menulis
Semangat selalu yah bu sitii.. Go 30 resume kita yah buu
BalasHapusMantap surantap
BalasHapusResumenya bagus banget
BalasHapusBu Muty... Siip dah.. Tapi kok dobel ya... Terkopi lagi dibawahnya... J
BalasHapus